Senin, 23 Januari 2012

Tips Sukses Melamar Pekerjaan di Surat Kabar

www.metrotvnews.com / Sosbud / Senin, 23 Januari 2012 14:40 WIB



 
Mendapatkan  pekerjaan di surat kabar merupakan sebuah tantangan. Ada persaingan di setiap pelamar yang dituntut memiliki pendidikan solid serta menunjukkan bakat dan ketrampilan. Berikut ini beberapa hal yang perlu dipertimbangkan ketika Anda merencanakan pencarian lowongan pekerjaan:

1. Evaluasi diri
Identifikasi pengalaman yang dapat memperkuat aplikasi pekerjaan yang dilamar. Seperti pengalaman kerja, spesialisasi pendidikan, pengetahuan bahasa dan budaya. Ceritakan tentang kekuatan dan kelemahan Anda kepada Editor. Dan mereka akan menilai hasrat Anda untuk bekerja di koran.

2. Tahu apa yang Anda inginkan
Wawancara diri sendiri tentang apa yang Anda harapkan dari pekerjaan yang akan dilamar. Jalan karir apa yang ingin diikuti, misalnya pelaporan, fotografi, desain grafis dan manajemen. Apakah Anda bersedia untuk bepergian jauh dan ditempatkan di daerah terpencil?

3. Memahami pasar
Surat kabar menawarkan kesempatan luas bagi wartawan. Mereka biasanya lebih tertarik pada entry level dengan ketrampilan khusus pada pelaporan. Sebab wartawan muda biasanya mempunyai kontak berbagai komunitas dan wawasan.

4. Baca
Membaca merupakan karakteristik seorang wartawan. Anda harus terbiasa membaca koran lokal, koran kampus, surat kabar nasional, buku-buku tentang pers dan majalah.

5. Siapkan surat lamaran
Cara terbaik memperkenalkan diri kepada Editor adalah melalui surat lamaran atau riwayat hidup.

6. Akurasi

Bagi banyak pelamar, surat aplikasi dapat mengungkapkan kecerobohan. Pastikan semua informasi dalam surat lamaran adalah benar. Termasuk nama, judul, alamat. Salah ejaan, kesalahan ketik, ketidakakuratan dan ungkapan canggung mengakhiri peluang Anda diterima. (MI/DSY)

 Lumayan bisa jadi reverensi buat kita yang mau nyoba ngelamar kerja di media cetak loh!


- AdityaSasori -

Rabu, 18 Januari 2012

365:1


Pagi itu tepat tanggal 20 September 2009, tepat pula hari merdekanya umat islam. Hari begitu cerah dan matahari tampak tersenyum lebar. Harapan besar tersemat pada pagi itu, pagi yang mempertemukan aku dengannya setelah hampir 365 hari tanpa sapa dan pandang. Ya! Itulah pertemuan rutin kami, hanya 365:1 (baca: 365 hari banding 1 hari).


Detik demi detik kian dekat, harapan yang ditanam selama setahun akan terlaksana, pertemuan hanya pertemuan yang bisa melepas dahaga ini, dahaga kerinduan.


Doaku pagi itu:
“Tuhan pertemukanlah aku dengannya, walau hanya sedetik, bahkan hanya capatnya angin yang berhembus. Aku ingin melihat wajahnya, wajah hanya ku lihat dari balik khayal. Petemukanlah aku dengannya, Tuhan”.


Keluarlah aku dari rumah bercat putih dan pagar yang sedikit miring karena termakan usia. Langkah kaki kian pasti menapaki jalan-jalan berbatu. Tidak menunggu waktu lama dan terlihat dari kejauhan sesosok perempuan berwajah teduh tak bersolek, bersandang sederhana dan senyum khasnya, senyum keoptimisan bejalan mendekat. Perempuan inilah yang akan melepas dahaga kerinduanku.


Sosok yang ditunggu pun kian dekat, sangat dekat, dan ku julurkan tanganku ingin berjabat. Dia pun membalasnya sama dan menyambut tanganku. Tanpa kata, hanya senyum dan pandang. Ya, hanya itu. Walau hanya sesaat dan tanpa kata, pertemuan ini sudah cukup menjadi nutrisi semangat serta pelepas dahaga dalam hati.



"Jadilah udara di sekelilingku, agar kau tahu bagaimana aku membutuhkanmu"

- AdityaSasori -

Senin, 16 Januari 2012

Allah dulu, Allah lagi, Allah terus



Sering di antara manusia yang lalai pada hak-hak Allah SWT (sholat, membaca Al-Qur’an, dsb) dan bahkan terkadang manusia tidak menganggap adanya Allah SWT (nauzubillahiminzalik). Hal tersebut dapat memancing murka Allah SWT apabila kita lalai bahkan lupa terhadapNYA dan dijamin akan sengsara dunia akhiat.


Dan.. Bahkan manusia harus terjatuh terlebih dahulu untuk dapat mengingat dan kembali kepadaNYA.


Untuk dari itu ingat istilah dan aplikasikan dalam hidup kita “Allah dulu, Allah lagi, Allah terus” agar setiap hal yang hendak kita kerjakan selalu diberkahiNYA.


Istilah di atas mungkin simple, tapi bermakna amat sangat besar, yaitu: Setiap mengawali pekerjaan atau hal-hal yang ingin kita lakukan hendaknya “Allah dulu”. Artinya: berdoalah kepadaNYA sebelum mengerjakan sesuatu agar segala hal yang kita kerjakan dipermudah dan diberkahi olehNYA. Kemudian di tengah pekerjaan yang tengah kita lakukan hendakya “Allah lagi”. Artinya: apabila di tengah-tengah pekerjaan terdengar adzan atau panggilan-panggilan Allah SWT lainnya, berhentilah dalam pekerjaan dan hendaklah tunaikan panggilan Allah SWT tersebut. Nah setelah dua poin di atas kita selalu kerjakan otomatis poin yang terakhir juga selalu kita kerjakan, yaitu “Allah terus”. Artinya: tidak ada alasan untuk kita jauh atau bahkan melupakanNYA, karena DIA adalah Sang Pemberi Kehidupan. Bukankah seorang mahluk harus patuh terhadap yang menciptakannya? Jadi, mendekatlah kepadaNYA agar hidup kita tidak keluar jalur dan tetap berada di jalan yang diridhoinya. Amin


Dan buat kalian yang ingin dipenuhi hak-haknya, penuhi dulu hak-hak Allah SWT!

- AdityaSasori -