Pagi itu tepat tanggal
20 September 2009, tepat pula hari merdekanya umat islam. Hari begitu cerah dan
matahari tampak tersenyum lebar. Harapan besar tersemat pada pagi itu, pagi
yang mempertemukan aku dengannya setelah hampir 365 hari tanpa sapa dan
pandang. Ya! Itulah pertemuan rutin kami, hanya 365:1 (baca: 365 hari banding 1
hari).
Detik demi detik kian
dekat, harapan yang ditanam selama setahun akan terlaksana, pertemuan hanya
pertemuan yang bisa melepas dahaga ini, dahaga kerinduan.
Doaku pagi itu:
“Tuhan
pertemukanlah aku dengannya, walau hanya sedetik, bahkan hanya capatnya angin
yang berhembus. Aku ingin melihat wajahnya, wajah hanya ku lihat dari balik
khayal. Petemukanlah aku dengannya, Tuhan”.
Keluarlah aku dari
rumah bercat putih dan pagar yang sedikit miring karena termakan usia. Langkah kaki
kian pasti menapaki jalan-jalan berbatu. Tidak menunggu waktu
lama dan terlihat dari kejauhan sesosok perempuan berwajah teduh tak bersolek,
bersandang sederhana dan senyum khasnya, senyum keoptimisan bejalan mendekat. Perempuan
inilah yang akan melepas dahaga kerinduanku.
Sosok yang ditunggu pun
kian dekat, sangat dekat, dan ku julurkan tanganku ingin berjabat. Dia pun
membalasnya sama dan menyambut tanganku. Tanpa kata, hanya senyum dan pandang. Ya,
hanya itu. Walau hanya sesaat dan
tanpa kata, pertemuan ini sudah cukup menjadi nutrisi semangat serta pelepas
dahaga dalam hati.
"Jadilah
udara di sekelilingku , agar
kau tahu bagaimana aku membutuhkanmu"
- AdityaSasori -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar